Mengapa??

Malam ini air itu jatuh lagi. Dengan segala perasaan yagn berkecamuk di dalam hati ini. Mengingatmu sungguh menyakitkan. Aku tak pernah tau mengapa hati ini selalau engga tenan, mencoba meresapi, mengingat kembali dan memperhatikan. Hanya luka yang merusak janringan sel" otak kecil ku ini. Sepi hariku tanpamu terasa tak berarti. Menurutku lebih baik seperti dulu, saat dimana aku masih disampingmu walau kau tak pernah menginginkanku. Mengingatmu, menyakiktkan. Kau tau??? hampir setiap malam aku seperti ini....kosong...aku bagai raga tanpa ruh yang taak kuat menjalani hidup ini. Aku seperti tembok tanpa semen, rapuh tak berdaya dan kapan saja bisa hancur. Aku yang selalu merindukanmu di setiap malam. Semakin larut, semakin aku hanyut. Dingin malam yang menusuk hingga ketulang putihku mampu membekukan bibir dan hatiku. Tapi pikiranku tetap bekerja seperti biasanya. Ya!! hanya memikirkanmu. Kau lihat?? begitu menyedihkanya aku dalam cerita ini. Cerita dimana aku merindukanmu.

Ya,kau memang lebih tau bagaimana orang lain bisa mencintaimu. Tapi kamu jauh tidak tau bagaimana perasaan orang lain yang tidak mencintaimu kini berubah menjadi sebuah kebencian. Kebencian itulah yang saat ini masih aku rasakan. Aku ingin melepas bayang-bayangmu dari kehidupanku. Tapi entah mengapa hati dan pikiranku sangat membutuhkanmu. Aku membencimu tapi aku juga membutuhkanmu. Sungguh, ini sangat melelahkan bagi hidupku, bagi pikiranku dan bagi hatiku. Ketika kamu datang dalam kehidupanku, sungguh hal itu sangat berarti walau hanya sekejap hingga kamu menghilang entah kemana. aku mencarimu, tapi yang ku temukan , kamu telah bersama orang lain. Dan kini kamu datang kembali, menawarkan untuk menata kehidupanku yang telah berantakan. Kamu tidak bisa seenak hatimu datang, lalu pergi dan menghilang seperti dulu lalu kamu menawarkan mimpi indah itu kembali. Sungguh, aku ingin sekali masuk dalam mimpi indah itu , tapi aku tau akan ada sad ending di akhir mimpi itu. Kamu itu terlalu abu-abu dalam hidupku. Aku butuh kepastian bukan hanya sebuah mimpibelaka. Sekarang , aku mengikhlaskanmu untuk membawa mimpi itu dalam kehidupan, tapi bukan kehidupanku. Dan ketika kamu kembali duatu hari nanti, aku pastikan bahwa aku akan jauh lebih bahagia dengan kehidupanku, tapi bukan bersamamu.