Klik Donk ===>

Rangkuman Pengantar Manajemen

BAB1 manajemen inovatif di masa sulit
 Mengapa inovasi itu penting
Seperti kita ketahui bersama bahwa hakikat manajemen yang sebenarnya adalah untuk memotivasi dan mengoordinasikan orang lain untuk menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Manajemen itu sangat penting, sebab untuk mendapatkan atau mempertahankan posisi dalam persaingan kompetitif, para manajer harus mengubah pola penekanan mereka bergeser dan fokus secara terus menerus pada biaya pengendalian terhadap investasi dan masa depan karena inovasi merupakan faktor yang membuat perusahaan dapat tumbuh, berubah, dan berhasil.
 Definisi manajemen
Ahli manajemen awal abad keduapuluh Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai “seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”. Belakangan ini, ahli manajemen terkemuka lainnya Peter Drucker menyatakan bahwa tugas para manajer adalah memberi arahan bagi organisasi mereka, memberi kepemimpinan, dan menentukan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan. Sementara itu secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan organisasional secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya-sumber daya organisasional.
 Empat fungsi manajemen
1. Perencanaan
Perencanaan (planning) berarti mengidentifikasi berbagai tujuan untuk kinerja organisasi di masa mendatang serta memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya.
2. Pengelolaan
Pengelolaan (organizing) merupakan fungsi manajemen yang mencakup penentuan tugas, pengelompokan tugas, dan pengalokasian sumber daya di seluruh perusahaan.
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan (leading) berarti menggunakan pengaruh untuk memotivasi karyawan guna mencapai tujuan-tujuan organisasional .
4. Pengendalian
Pengendalian (controlling) merupakan fungsi manajemen yang memonitor aktivitas karyawan, menentukan apakah organisasi sejalan dengan tujuannya, dan membuat koreksi jika diperlukan.
 Kinerja organisasional
Kita mendefinisikan organisasi secara formal sebagai suatu entitas sosial yang diarahkan oleh tujuan dan dibangun secara sengaja. Entitas sosial terdiri atas dua atau lebih orang. Diarahkan oleh tujuan berarti dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan definisi manajemen yang
telah dipaparkan, tanggung jawab manajer adalah mengoordinasikan sumber daya secara efisien dan efektif guna mencapai tujuan organisasi karena tanggung jawab terbesar para manajer adalah untuk mencapai kinerja tinggi, yakni pencapaian tujuan-tujuan organisasional dengan menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif.
 Keterampilan manajemen
1. Keterampilan konseptual
Keterampilan konseptual (conceptual skill) ialah kemampuan kognitif untuk melihat organisasi sebagai suatu sistem utuh dan hubungan antarbagiannya.
2. Keterampilan interpersonal
Keterampilan interpersonal (human skill) merupakan kemampuan untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta bekerja secara efektif sebagai anggota tim.
3. Kemampuan teknis
Kemampuan teknis (technical skill) adalah pemahaman dan penguasaan dalam melaksanakan tugas tertentu.
 Jenis – jenis manajemen
1. Perbedaan vertical
Perbedaan secara vertikal dibagi menjadi 3 bagian yaitu manajer puncak (top manager) yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan organisasi, manajer tingkat menengah (middle manager) yang bekerja di tingkat menengah organisasi, dan manajer lini pertama (first-line manager) yang bertanggung jawab secara langsung terhadap produksi barang dan jasa.
2. Perbedaan horizontal
Perbedaan horizontal umumnya lebih dibedakan dari spesialisasi pekerjaannya di suatu tingkatan yang sama, seperti contohnya manajer fungsional (functional manager) dengan manajer umum (general manager).
 Apa rasanya menjadi seorang manajer?
1. Aktifitas manajer
Aktivitas manajer beraneka ragam, tapi secara umum aktivitas manajer meliputi petualangan multitasking yang merupakan keterampilan untuk melakukan banyak aktivitas dalam durasi yang singkat dan hidup serba cepat dalam melaksanakan pekerjaan agar tercipta suatu lingkunagn kerja yang efektif dan efisien.
2. Peran manajer
Peran manajer ialah sejumlah ekspektasi terhadap perilaku manajer yang terbagi menjadi 3 bagian yakni peran informasi, peran interpersonal, dan peran keputusan. Peran informasi ialah peran suatu manajer untuk merawat dan membangun jaringan informasi, sedangkan peran interpersonal
berkenaan dengan hubungan dengan orang lain, sementara peran keputusan berkenaan dengan berbagai peristiwa yang di dalamnya manajer harus menentukan sikap dan mengambil tindakan.
 Manajemen dan tempat kerja baru
1. Karakteristik tempat kerja baru
Tempat kerja baru merupakan suatu digitalisasi bisnis, dalam artian terdapat perubahan cara kerja, karyawan, dan tempat kerja itu sendiri secara radikal. Sementara tempat kerja lama lebih bersifat terbiasa dengan prosedur standar yang telah ada.
2. Kompetensi manajemen baru
Menghadapi transisi ini, para manajer harus memikirkan kembali pendekatan mereka dalam mengorganisasikan, mengarahkan, dan memotivasi para karyawan. Para manajer terbaik hari ini meninggalkan pola pikir perintah-dan-kendalikan mereka guna berfokus untuk melatih dan membimbing, menciptakan organisasi yang cepat, fleksibel, inovatif, dan berorientasi hubungan.
BAB2 perkembangan ilmu manajemen
 Manajemen dan organisasi
Mempelajari sejarah bukan hanya mengurutkan kejadian secara kronologis, tetapi juga mempelajari dampak berbagai kekuatan sosial, polotik, dan ekonomi terhadap oragnisasi dan praktik manajemen.
1. Kekuatan Sosial (social forces) adalah aspek-aspek budaya yang membimbing dan mempengaruhi hubungan manusia yakni nilai-nilai, kebutuhan, dan standar perilaku.
2. Kekuatan Politik (political forces) adalah pengaruh lembaga politik dan hukum terhadap manusia dan organisasi. Kekuatan politik mencakup kedaulatan memerintah, hak kepemilikan, hak kontrak, pengertian keadilan, dan keputusan bersalah atau tidak bersalah atas suatu tindak kriminal.
3. Kekuatan Ekonomi (economic forces) berkaitan dengan ketersediaan, produksi, dan distribusi sumber daya di masyarakat. Semua lapisan masyarakat memerlukan sumber daya untuk mencapai tujuan hidup dan kekuatan ekonomi mempengaruhi alokasi sumber daya yang langka.
Perspektif dan praktik manajemen merespon kekuatan politik, sosial, dan ekonomi masyarakat dengan cara berbeda-beda. Di masa sulit, manajer akan mencari ide-ide baru yang dapat membantu mereka menghadapi goncangan lingkungan dan menjaga organisasi mereka.
 Perspektif klasik
1. Manajemen ilmiah
Menekankan pekerjaan dan praktik manajemen yang berbasis ilmiah sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja. Tahun 1856-1915, seorang insinyur muda, Frederick Winslow Taylor menyarankan bahwa pekerja “dapat disetel ulang seperti mesin, dan peranti fisik dan mental mereka diperbaiki untuk meningkatkan produktivitas”. Untuk lebih jauh lagi perlu diadakan penelitian ilmiah, oleh karena itu pemikiran ini muncul.
2. Organisasi birokratis
Pemikiran ini menekankan manajemen secara impersonal dan rasional dengan menggunakan berbagai elemen seperti otoritas dan tanggung jawab yang didefinisikan dengan jelas, catatan formal, dan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan. Aturan dan prosedur birokratis telah menjadi cara standar menangani karyawan, yang semua diperlakukan sama. Hal ini memungkinkan organisasi menjadi sangat efisien.
3. Prinsip – prinsip administrative
Kajian ini mengutamakan keseluruhan organisasi dengan merinci fungsi-fungsi manajemen daripada pekerja secara individu. Prinsip-prinsip umum manajemen :
- Satu komando : bawahan menerima perintah dari satu atasan.
- Pembagian kerja : pekerjaan dibagi guna menghasilkan kinerja yang banyak dan
baik dengan jumlah tenaga yang sama.
- Satu arahan : aktivitas diorganisir oleh manajer
- Rantai skalar : rantai otoritas dibuat dari tingkat organisasi teratas hingga
terbawah dan mengikutsertakan semua karyawan.
 Perspektik humanistic
Perspektif ini muncul menjelang abad ke-19 dan menekankan pentingnya memahami perilaku, kebutuhan, dan sikap manusia di tempat kerja. Tiga kajian perspektif humanistik :
1. Gerakan hubungan manusia
Gerakan ini mengutamakan terpenuhinya kebutuhan dasar pekerja sebagai faktor terpenting dari meningkatnya produktivitas mereka.
2. Perspektif sumber daya manusia
Perspektif ini menyatakan bahwa pekerjaan harus dirancang guna memenuhi kebutuhan tingkat tinggi dari pekerja dengan cara memungkinkan mereka menggunakan potensi sepenuhnya.
3. Pendekatan ilmu perilaku
Bagian ini menerapkan ilmu social dalam konteks organisasi dalam mengambil teori-teori dari ilmu ekonomi, psikolagi, sosiologi, dan disiplin ilmu lain.
 Perspektif ilmu manajemen
Perspektif ini berkembang setelah Perang Dunia II dan menerapkan ilmu matematika, statistik, dan teknik-teknik kuantitatif lain untuk memecahkan masalah manajerial. Perang Dunia II menyebabkan perubahan manajemen. Banyak dan rumitnya masalah mengubah yang berhubungan dengan perang global modern menghadapkan para pengambil keputusan manajerial dengan kebutuhan akan peranti yang lebih canggih dari sebelumnya.
 Beberapa kecenderungan historis terkini
1. Teori system
Sistem adalah kumpulan bagian yang saling terhubung dan berfungsi sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan yang sama. Teori ini meliputi system terbuka dan tertutup, sinergi, dan saling ketergantungan antar subsistem.
 Sistem terbuka yaitu sistem yang berinteraksi langsung dengan lingkungan eksternal, sementara system tertutup tidak harus berinteraksi langsung dengan lingkungan.
 Sinergi yaitu konsep yang menyatakan bahwa suatu keseluruhan lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya. Manajemen, koordinasi, dan produksi menjadi ada.
 Ketergantungan antar subsistem merupakan sistem-sistem yang saling bergantung satu sama lain.
2. Pandangan kontingensi
Pandangan kontingensi adalah perluasan terkini dari pemikiran manajemen. Pandangan kontingensi menyatakan bahwa apa yang berhasil di suatu situasi mungkin tidak akan berhasil di situasi lain. Kontingensi berarti bahwa satu hal bergantung kepada hal-hal lain dan cara manajer merespons suatu situasi ditentukan oleh kontingensi utama dalam situasi tersebut. Salah satu contoh kontingensi yang penting adalah posisi organisasi di suatu industri.
3. Manajemen kualitas total
Konsep ini berfokus untuk mengelola keseluruhan organisasi untuk memberikan kualitas yang tinggi kepada pelanggan. Empat elemen penting manajemen kualitas total antara lain :
 Keterlibatan Karyawan  hal ini berarti untuk mencapai keberhasilan, seluruh organisasi harus berpartisipasi dalam mengontrol kualitas.
 Fokus Kepada Pelanggan  semua karyawan harus fokus dan mencari tahu apa yang diinginkan oleh pelanggan.
 Tolok Ukur  proses perusahaan untuk mencari tahu bagaimana perusahaan lain melakukan apa yang mereka lakukan dengan lebih baik untuk ditiru atau diperbaiki.
 Perbaikan Berkelanjutan  penerapan perbaikan rutin dalam jumlah yang kecil secara bertahap di semua bidang organisasi.
 Pemikiran manajemen inovatif di masa sulit
1. Organisasi pembelajaran
organisasi yang semua anggotanya aktif dalam menangani masalah, sehingga memungkinkan organisasi tersebut senantiasa bereksperimen, melakukan perbaikan, dan meningkatkan kemampuannya.
2. Mengelola tempat kerja berbasis teknologi
Perusahaan memanfaatkan teknologi untuk senantiasa berhubungan dengan pelanggan dan berkolaborasi dengan organisasi lain dalam skala yang sangat luas.
3. Manajemen hubungan pelanggan
System ini membantu perusahaan berhubungan dengan pelanggan, mengumpulkan dan mengelola data pelanggan untuk menghasilkan barang dan jasa kualitas tinggi.
4. Outsourching
Mengontrak organisasi lain untuk melakukan fungsi atau kegiatan tertentu yang mampu melakukannya secara efisien biaya.
BAB3 lingkungan dan budaya perusahaan
 Lingkungan eksternal
1. Lingkungan umum
Lingkungan umum (general environment) adalah lapisan terluar yang tersebar luas dan memengaruhi perusahaan secara tidak langsung. Lingkungan umum yaitu mencakup faktor-faktor :
 Internasional  dimensi internasional bagian dari lingkungan eksternal yang merupakan peristiwa-peristiwa di luar negeri sekaligus peluang bagi perusahaan. Lingkungan global merupakan sebuah lapangan yang komplek, senantiasa berubah, dan timpang jika dibandingkan dengan lingkungan domestik. Ketika beroperasi di tingkat global para manajer harus mempertimbangkan bukan hanya faktor-faktor hukum, politik, budaya, dan ekonoi negeri mereka sendiri, tetapi juga di negeri orang lain.
 Teknologi  dimensi teknologi mencakup perkembangan ilmu dan teknologi di bidang industri tertentu maupun di masyarakat secara keseluruhan.
 Sosial Budaya  dimensi sosial budaya lingkungan umum merupakan karakteristik demografis maupun norma, adat istiadat, dan nilai yang dianut oleh populasi umum. Beberapa karakteristik sosial budaya yang penting adalah sebaran dan kepadatan penduduk, usia, dan tingkat pendidikan. Profil demografis masa kini merupakan fondasi bagi tenaga kerja dan pelanggan di masa mendatang.
 Ekonomi  dimensi ekonomi menunjukkan kesehatan ekonomi pada umumnya dari negara atau wilayah di mana sebuah organisasi berjalan.
 Hukum-Politik  dimensi hukum-politik mencakup peraturan pemerintah di tingkat lokal, negara bagian, dan federal, serta aktivitas politik yang dirancang untuk memengaruhi perilaku perusahaan. Manajer harus mengenali adanya berbagai kelompok penekanan di dalam kerangka hukum-politik untuk memengaruhi perusahaan agar bertindak dalam cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial.
2. Lingkungan tugas
Lingkungan tugas (task environment) meliputi sektor-sektor yang memiliki hubungan kerja langsung dengan organisasi dan yang mengadakan kegiatan sehari-hari dengan perusahaan dan secara langsung memengaruhi operasi dan kinerja dasarnya. Lingkungan tugas meliputi :
 Pelanggan adalah orang dan organisasi di dalam lingkungan yang membeli barang atau jasa dari organisasi. Sebagai penerima hasil keluaran organisasi, pelanggan adalah pihak yang penting karena mereka menentukan keberhasilan organisasi tersebut.
 Pesaing adalah organisasi lain dalam industri atau jenis usaha yang menyediakan barang atau jasa kepada sekelompok pelanggan yang sama. Setiap industri memiliki karakteristik masalah persaingan yang spesifik.
 Pemasok adalah orang atau organisasi yang menyediakan bahan baku kepada pihak lain yang menggunakannya untuk menghasilkan suatu produk. Hubungan antara produsen dengan pemasok secara tradisional merupakan hubungan berlawanan, namun banyak perusahaan yang menemukan bahwa kerja sama merupakan kunci untuk melakukan penghematan uang, mempertahankan kualitas, dan mempercepat pengiriman produk ke pasar.
Pasar tenaga kerja merupakan orang-orang dalam lingkungan yang dapat diterima bekerja untuk organisasi. Setiap organisasi memerlukan personel yang terlatih dan berkualifikasi. Kekuatan pasar tenaga kerja yang memengaruhi organisasi saat ini berupa (1) kebutuhan akan pekerja teknologi informasi yang mengerti komputer semakin meningkat; (2) keharusan untuk melakukan investasi terus menerus dalam sumber daya manusia melalui rekrutmen, pendidikan, dan pelatihan untuk memenuhi tuntutan dunia tanpa batas semakin kompetitif; dan (3) pengaruh blok perdagangan internasional, otomatisasi, dan pemindahan lokasi pabrik yang brakibat pemindahan buruh, timbulnya sekelompok tenaga kerja yang tidak termanfaatkan di suatu daerah mengakibatkan kekurangan tenaga kerja di wilayah lain. Perubahan dalam berbagai sektor lingkungan menimbulkan tantangan besar, khususnya bagi organisasi yang beroperasi di dalam industri kompleks yang berubah secara cepat.
 Hubungan organisasi dan lingkungan
1. Ketidakpastian lingkungan
Organisasi harus mengelola ketidakpastian lingkungan agar menjadi efektif. Ketidakpastian berarti manajer tidak memiliki informasi yang memadai tentang faktor-faktor lingkungan agar dapat memahami dan memprediksi kebutuhan dan perubahan. Karakteristik lingkungan yang mempengaruhi ketidakpastian adalah sejumlah faktor yang memengaruhi organisasi dan sejauh mana faktor-faktor tersebut berubah. Apabila faktor eksternal berubah secara cepat, organisasi akan mengalami ketidakpastian yang sangat tinggi. Perusahaan harus melakukan usaha agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang cepat di dalam lingkungan.
2. Menyesuaikan diri dengan lingkungan
Jika sebuah organisasi menghadapi ketidakpastian yang semakin meningkat terkait dengan kompetisi, pelanggan, pemasok, atau aturan pemerintah, maka para manajernya dapat menggunakan strategi untuk beradaptasi dengan perubahan ini, termasuk :
 Peranan lintas batas  menghubungkan dan mengkoordinasikan organisasi dengan sejumlah elemen kunci yang berada dalam lingkungan eksternal. Para pelintas batas memenuhi dua tujuan organisasi yaitu mereka mendeteksi, mengolah informasi mengenai perubahan, dan mewakili kepentingan organisasi di dalam lingkungan.
 Kemitraan antarorganisasi  strategi untuk beradaptasi dengan lingkungan yang semakin populer digunakan adalah pengurangan batasan-batasan yang ada dan meningkatkan kerja
sama dengan organisasi lain. Persaingan satu sama lain antara perusahaan yang independent telah berubah menjadi persaingan antara jaringan aliansi.
Merger dan usaha patungan  merger adalah penggabungan dua organisasi atau lebih sehingga menjadi satu, sedangkan usaha patungan adalah aliansi atau program strategis oleh dua organisasi atau lebih. Usaha patungan terjadi jika sebuah proyek terlalu kompleks, mahal, atau terlalu tidak pasti untuk ditangani sendiri oleh sebuah perusahaan.
 Lingkungan internal : budaya perusahaan
1. Symbol
Simbol adalah suatu objek, tindakan, atau peristiwa yang menyampaikan makna kepada pihak lain. Simbol yang dihubungkan dengan budaya perusahaan menunjukkan nilai-nilai penting dalam perusahaan.
2. Cerita
Cerita adalah narasi yang didasarkan pada peristiwa sesungguhnya yang sering kali diulang dan dibagikan diantara karyawan organisasi. Cerita disampaikan kepada karyawan baru untuk menjaga agar nilai-nilai utama perusahaan tetap hidup.
3. Panutan
Panutan adalah figur orang yang menjadi contoh atas tujuan, karakter, dan atribut dari sebuah budaya yang kuat.
4. Slogan
Slogan adalah kata – kata yang menunjukkan karakter, tujuan, atau penyemangat.
5. Seremoni
Seremoni adalah kegiatan terencana untuk memperingati peristiwa khusus dan dilakukan untuk manfaat para pesertanya.
 Lingkungan dan budaya
1. Budaya adaptif
memiliki nilai dan perilaku yang berbeda dari budaya perusahaan yang tidak adaptif. Dalam budaya yang adaptif, manajer sangat memperhatikan pelanggan dan orang-orang dalam serta proses internal yang membawa perubahan yang bermanfaat. Dalam budaya yang tidak adaptif, manajer hanya memikirkan dirinya sendiri, dan nilai-nilai yang mereka anut tidak mendorong pengambilan resiko dan perubahan. Jadi budaya yang kuat saja tidak cukup karena budaya yang tidak sehat mungkin mendorong perusahaan untuk bergerak mati-matian menuju arah yang salah.
2. Jenis – jenis budaya
 Budaya kemampuan beradaptasi muncul dalam sebuah lingkungan yang menuntut respons cepat dan pengambilan keputusan beresiko tinggi.
 Budaya pencapaian cocok untuk organisasi yang sangat memerhatikan pelayanan kepada pelanggan tertentu dalam lingkungan eksternal, tetapi tidak membutuhkan fleksibilitas dan perubahan yang cepat.
 Budaya iklan memiliki fokus internal pada keterlibatan dan partisipasi karyawan untuk memenuhi perubahan kebutuhan dari lingkungan.
 Budaya birokratis memiliki fokus internal dan orientasi konsisten terhadap lingkungan yang stabil.
 Membentuk budaya perusahaan
Manajer menghadapi tantangan baru dalam membentuk dan mempertahankan budaya perusahaan yang kuat dan adaptif karena adanya perubahan dalam sifat pekerjaan dan tempat kerja.
1. Permintaan baru bagi pengelolaan budaya perusahaan
Pada organisasi yang semakin global dan virtual, nilai-nilai budaya yang dibagi bersama adalah nilai-nilai yang mampu mempertahankan orang dan operasi yang berjauhan tetapi tetap berjalan seiring. Budaya dapat menjadi perekat yang memberikan rasa ikut memiliki dalam diri orang, menjadi kompas untuk perilaku karyawan, dan memungkinkan karyawan yang tersebar di berbagai tempat untuk bekerja mencapai tujuan bersama, sehingga mampu memenuhi kebutuhan lingkungan berubah.
2. Kepemimpinan budaya
Satu cara di mana para manajer mengubah norma dan nilai agar dapat menjadi lebih adaptif terhadap lingkungan eksternal atau untuk proses integrasi internal yang mulus adalah melalui kepemimpinan budaya. Pemimpin budaya adalah seorang yang menggunakan sinyal dan simbol untuk memengaruhi budaya perusahaan. Pemimpin budaya memengaruhi budaya dalam dua bidang penting yaitu :
 pemimpin budaya mengartikulasikan suatu visi tentang budaya organisasi yang diyakini oleh para karyawan dan yang menghasilkan semangat sangat besar
 pemimpin budaya harus menuntut kegiatan harian yang menekankan visi budaya.
BAB4 mengelola lingkungan global
 Dunia tidak mengenal batas
1. Pada tahapan domestic,potensi pasar terbatas pada Negara asal, dengan seluruh fasilitas produksi dan pemasaran terletak di Negara asal. Para manajer menyadari lingkungan global, dan mungkin berkeinginan memperhitungkan keterlibatan asing.
2. Pada tahapan internasional,ekspor meningkat dan perusahaan umumnya menggunakan pendekatan multi domestic, mungkin menggunakan divisi internasional untuk melakukan pemasaran produk di beberapa Negara secara terpisah.
3. Pada tahapan mutinasional, perusahaan memiliki fasilitas pemasaran dan produksi yang terletak di banyak Negara, dengan lebih dari sepertiga penjualannya berasal dari luar Negara asal. Perusahaan umumnya memiliki satu Negara asal. Namun bias juga lebih,misalnya dengan pendekatan binasional yg dilukukan unilever di inggris dan belanda. Dua induk perusahaan mempertahankan kepemilikan dan control.
4. Akhirnya pada tahapan global ( tanpa Negara ) dari perkembangan internasional perusahaan melampaui satu Negara asal. Perusahaan ini beroperasi dengan caa yang benar – benar global, melakukan penjualan, dan memperoleh sumber daya di negera mana saja yang menawarkan peluang terbaik dan biaya terendah. Pada tahapan ini, kepemilikan, control, dan manajemen puncak cenderung terdiri dari beberapa kebangsaan ( kewarganegaraaan).
 Memulai bekerja secara internasional
1. Ekspor
Strategi masuk, dimana organisasi mempertahankan fasilitas produksinya di dalam negara asal dan mengirimkannya untuk dijual ke luar negeri.
2. Outsourcing
Keterlibatan dalam pembagian tenaga kerja secara internasional dengan maksud untuk mendapatkan sumber tenaga kerja dan pasokan yang paling murah, berasal dari negara manapun ; juga disebut global sourcing. Imbal dagang adalah barter antara suatu produk dengan produk lain, dan bukan penjualan untuk mendapatkan mata uang.
3. Lisensi
Sebuah strategi masuk dimana sebuah organisasi di suatu negara memastikan sumber daya tertentu tersedia untuk perusahaan di negara lain, sehingga dapat berpartisipasi dalam produksi dan penjualan produk di luar negeri. Waralaba ( franchising ) merupakan bentuk lisensi, dimana sebuah organisasi menyediakan kepada terwaralaba luar negeri paket material dan jasa yang lengkap.
4. Investasi langsung
Investasi langsung adalah strategi masuk pasar, dimana organisasi terlibat dalam pengelolaan fasilitas produknya di luar negeri. Usaha patungan adalah variasi bentuk keterlibatan langsung, dimanasuatau organisasi berbagi biaya dan resiko berama dengan perusahaan lain untuk membangun fasilitas produksi,mengembangkan produk baru, atau membuat jaringan penjualan dan distribusi.
 Lingkungan bisnis internasional
Manajemen internasional ( international management ) adalah manajemen atas operasi bisnis yang dilakukan di lebih dari satu Negara. Tugas mendasar menajemen bisnis, termasuk pendanaan, produksi, dan distribusi produk dan jasa, tidak berubah secara substantive ketika sebuah perusahaan melakukan transaksi bisnis yang melintasi batas – batas internasional.
 Lingkungan ekonomi
Lingkungan ekonomi merupakan kondisi ekonomi di Negara organisasi internasional beroperasi. Bagian dari lingkungan ekonomi ini meliputi beberapa factor seperti :
1. Perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi ( economic development ) ini sangat berbeda – beda di berbagai negara dan wilayah di dunia. Sejumlah Negara dapat digolongkan sebagai Negara maju atau Negara berkembang yang didasarkan atas pedapatan perkapita Negara tersebut. Kebanyakan perusahaan bisnis internasional bermarkas di Negara – Negara dengan perekonomian yang lebih kaya dan sehat. Namun perusahaan yang cerdas akan melakukan investasi langsung di Negara – Negara berkembang.
2. Infra struktur. Fasilitas fisik suatu Negara yang mendukung kegiatan ekonominya merupakan infrastruktur ( infrastructure ) Negara tersebut.
 Lingkungan politik – hukum
Risiko politik ( political risk ) perusahaan diarikan sebagai risiko kehilangan aktiva, daya untuk menghasilkan, atau control manajemen terkait dengan peristiwa atau tindakan yang berbasis politik.\ oleh pemerintah negara tuan rumah. Instabilitas politik adalah peristiwa seperti kerusuhan, revolusi, kekacauan sipil, dan perubahan pemerintahan yang mempengaruhi perasi sebuah perusahaan internasional. Hukum dan regulasi pemerintah berbeda antara satu negara dengan negara lainnya, dan menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan internasional ketika melakukan bisnis.
 Lingkungan sosial budaya
1. Nilai – nilai sosial
 Jarak kekuasaan ( power distance ) adalah tingkatan sejauh mana orang menerima ketidaksetaraan kekuasaan diantara institusi, organisasi , dan orang.
 Penghindaran ketidak pastian ( uncertainty avoidance ) adalah nilai dengan kaarakter ketidak toleransian orang terhadap ketidakpastian dan ambiguitas dan mengakibatkan dukunggan terhadap keyakinan yang menjanjikan kepastian dan kecocokan.
 Individualisme adalah preferensi terhadap ikatan kerangka sosial yang longgar, dimana masing – masing orangdiharapkan untuk mengurus diri mereka sendiri. Kolektivisme adalah preferensi terhadap ikatan kerangka sosial yang sangat ketat, dimana stiap individu memerhatikan satu sama lain dan organisasi melindungi kepentingan anggotanya.
 Orientasi jangka panjang adalah perhatian yang lebih besar terhadap masa depan dan sangat menghargai sikap hemat dan kerja keras. orientasi jangka pendek adalah perhatian terhadap masa lalu dan masa kini, serta menempatkan nilai yang tinggi terhadap tradisi dan pemenuhan kewajiban sosial.
2. Perbedaan komunikasi
Perbedaaan komunikasi banyak terpengaruh oleh beragamnya budaya di suatu negara, terutama dalam hal bahasa dan karakternya.
3. Karakteristik kebudayaan lain
Etnosentrisme adalah suat tingkah laku budaya yang ditandai dengan kecenderungan untuk menganggap budaya sendiri lebih unggul dan memandang rendah budaya lain.
 Aliansi perdagangan internasional
1. GATT dan organisasi perdagangan dunia ( WTO )
Perrjanjian umum atas tarif dan perdagangan ( general agreement on tariffs and trade - GATT ) merupakan awal dari sejumlah aturan untuk memastikan adanya nondiskriminasi, prosedur jelas, negosiasi persengketaan, dan partisipasi negara – negara berkembang dalam perdagangan internasional. GATT dan penggantinya, organisasi perdagangan dunia, ( World Trade Organization – WTO ), umumnya menggunakan konsesi tarif sebagai alat untuk meningkatkan perdagangan. Negara – negara anggota setuju untuk membatasi tingkat tarif yang dikenakan terhadap impor dari negara anggota lainnya, dan klausul negara negara paling diutamakan ( most favored nation ), yang menyerukan agar setiap negara anggota memberikan perlakuan sebagai yang paling diutamakan, dan telah disepakati oleh negara anggota lainnya berkaitan dengan ekspor impor.
2. Uni eropa
Uni Eropa (European Union – EU) yaitu suatu kesatuan oprasional dari negara - negara Eropa yang didedikasikan untuk integrasi politik dan ekonomi Eropa. Tujuan Uni eropa adalah untuk mengintegrasikan ekonomi negara-negara anggota, menciptakan suatu daerah perdagangan dimana barang-barang, jasa, orang-orang, dan modal bergerak secara bebas. Hukum dasar Uni Eropa adalah Traktat Roma. Uni Eropa merupakan pemerintah regional yang mempunyai kekuasaan mengatur berbagai hal termasuk penggabungan dan operasi bisnis di Eropa. Uni Eropa menggunakan mata uang Euro.
3. Kesepakatan perdagangan bebas amerika utara
Perjanjian ini menghapuskan tarif dan pembatasan perdagangan atas kebanyakan produk pertanian dan manufaktur yang dilakukan oleh AS, Kanada, Meksiko. Perjanjian ini diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan dan investasi, meningkatkan ekspor, serta memperluas bidang pekerjaan di ketiga negara tersebut. Negosiasi ini menghasilkan perjanjian dalam sejumlah bidang utama yaitu pertanian, otomotif, transportasi, dan kekayaan intelektual.
 Perusahaan multinasional
Suatu organisasi yang menerima lebih dari 25 persen dari total pendapatan penjualan di luar negara asal induk perusahaan ; juga disebut sebagai perusahaan global atau perusahaan trnsnasional. Karakteristiknya :
 Sebuah MNC ( multinational corporation ) dikelola sebagai system bisnis yang terintegrasi di seluruh dunia.
 MNC utamanya dikendalikan oleh otoritas manajemen tunggal yang membuat keputusan strategi kunci terkait dengan induk perusahaan dan seluruh afiliasi.
 Manajer puncak MNC diminta untuk melaksanakan perspektif global.
 Mengelola lingkungan global
1. Mengembangkan kecerdasan global
Manajer akan sangat berhasil dalam penugasan luar negeri jika mereka bersikap fleksibel secara budaya dan dengan mudah beradaptasi terhadap situasi dan cara mengerjakan segala sesuatu yang baru.
2. Melakukan pengelolaan lintas budaya
 Kepemimpinan ( leading )
 Pengambilan keputusan ( decision making )
 Pemberian motivasi ( motivating )
 Pengendalian ( controlling )
BAB5 mengelola etika dan tanggung jawab sosial
 Apakah etika manajemen itu?
Etika adalah hal yang sulit dijelaskan dengan cara yang pasti. Dalam konteks umum, etika (ethics) adalah kode prinsip dan nilai moral yang membangun perilaku seseorang atau sebuah kelompok yang behubungan dengan benar dan salah. Etika adalah penentu standar-standar dari dari mana yang baik atau buruk dalam tindakan dan keputusan. Etika selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan, dan beberapa permasalahan etika sangatlah sulit dipecahkan oleh karena standar etika yang tidaklah ditetapkan, perbedaan pendapat dan dilemma mengenai perilaku mana yang patut dan tidak sering kali muncul. Dilema Etis (ethical dilemma) muncul dalam situasi yang menyangkut benar atau salah ketika nilai-nilai menjadi pertentangan. Benar dan salah tidak bisa secara jelas dikenali.
 kriteria pengambilan keputusan yang etis
1. pendekatan bermanfaat
Pendekatan bermanfaat (utilitarian approach), yang didukung oleh filsuf kesembilan belas, Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, menyatakan bahwa perilaku moral menghasilkan kebaikan yang paling besar bagi jumlah yang lebih besar.
2. pendekatan individualisme
Pendekatan individualisme (individualism approach) mengatakan bahwa suatu tindakan dianggap pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang individu.
3. pendekatan hak – hak moral
Pendekatan hak-hak moral (moral-right approach) menyatakan bahwa umat manusia memiliki hak asasi dan kebebasan yang tidak bisa direbut oleh keputuan satu individu, enam hak moral yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan diantaranya : Hak Persetujuan Bebas, Hak Atas Privasi, Hak Kebebasan Hati Nurani, Hak Untuk Bebas Berpendapat, Hak Atas Proses Hak, Hak Atas Hidup Dan Keamanan.
4. pendekatan keadilan
Pendekatan keadilan (justice approach) menyatakan bahwa keputusan moral harus didasarkan pada standar-standar keadilan, kejujuran, dan ketidakberatsebelahan. Tiga jenis keadilan yang harus diperhatikan oleh para manajer diantaranya Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, Keadilan Kompensasi.
 pilihan – pilihan etis seoarang manajer
Versi sederhana dari satu model pengembangan moral pribadi ialah terdiri dari 3 tahapan, dimulai dari tahapan terbawah yakni Tingkatan Prekonvensional yang berarti setiap individunya mementingkan penghargaan dan hukuman dari pihak luar dan mematuhi pihak berwenang untuk menghindari konsekuensi yang mungkin terjadi pada dirinya, sedangkan dalam Tingkatan
Konvensional orang-orang belajar untuk mengonfirmasi pengharapan akan perilaku yang baik sebagaimana yang ditentukan oleh rekan kerja, keluarga, teman, masyarakat dsb, lalu pada Tingkatan Poskonvensional yang merupakan tingkan teratas dengan dasar yang kuat, individu diarahkan oleh serangkaian nilai-nilai internal yang berdasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan hak internasional dan bahkan tidak akan mematuhi peraturan atau hokum yang melanggar prinsip-prinsip ini.
 apakah tanggung jawab sosial perusahaan itu?
1. Pemangku kepentingan dalam organisasi
Pemangku kepentingan (stakeholders) adalah kelompok apapun yang berada di dalam maupun luar organisasi yang memiliki andil dalam kinerja organisasi.
2. Dasar piramida
Konsep dasar piramida (bottom of the pyramid concept-BOP), yang terkadang disebut juga kaki piramida, menyatakan bahwa perusahaan dapat mengurangi kemiskinan dan penyaki sosial lainyya, sekaligus tetap memperoleh keuntungan, dengan menjual barang pada orang termiskin di dunia.
 Etika ketahanan
Ketahanan (sustainability) mengacu pada perkembangan ekonomi yang menghasilkan kekayaan dan memenuhi kebutuhan generasi saat ini sekaligus menjaga lingkungan agar generasi masa depan dapat memenuhi kebutuhan mereka juga.
 Mengevaluasi tanggung jawab sosial perusahaan
Kriteria pertama dari tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi. Tanggung jawabnya adalah menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan masyarakat serta memaksimalkan keuntungan bagi pemilik dan pemegang saham institusi tersebut. Tanggung jawab hukum menentukan apa yang dianggap masyarakat sebagai sesuatu yang penting berhubungan dengan perilaku yang pantas dilakukan oleh perusahaan. Tanggung jawab etika terdiri atas perilaku-perilaku yang tidak bisa ditempatkan ke dalam ranah hukumdan mungkin tidak berhubungan denga kepentingan ekonomi perusahaan secara langsung. Sedangkan tanggung jawab diskresionari (discretionary responsibility) benar-benar sukarela dan dibimbing oleh hasrat perusahaan untuk memberikan kontribusi sosial yang tidak dimandatkan oleh ekonomi, hukum, dan etika.
 Mengatur etika dan tanggung jawab sosial perusahaan
1. Kode etik
Kode etik (code of ethics) adalah pernyataan resmi dari nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan yang berkaitan dengan persoalan etika dan sosial; kode etik menyampaikan pada para pegawai akan apa yang dibela oleh perusahaan mereka.
2. Struktur etis
Struktur etis mewakili beragam sistem, posisi, dan program yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika.
3. Whistle – blowing
Whistle-blowing ialah penyingkapan yang dilakukan oleh pegawai mengenai praktik-praktik illegal, amoral, atau tidak sah yang dilakukan oleh organisasi.
BAB6 perencanaan manajerial dan penetapan tujuan
 pengenalan tujuan dan rencana
Tujuan: Kondisi di masa depan yang diinginkan dan coba diwujudkan oleh perusahaan. Rencana: Cetak biru yang digunakan untuk mencapai tujuan, dan menentukan alokasi sumber daya, waktu, tugas, serta tindakan lain yang diperlukan. Perencanaan: Tindakan yang dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan.
1. tingkatan tujuan dan rencana
2. manfaat tujuan dan rencana
- Legitimasi: Misi perusahaan menggambarkan maksud dan alasan keberadaanya.
- Sumber Motivasi dan Komitmen: Meminimalisasi ketidak pastian dan memperjelas hal-hal yang harus mereka kerjakan
- Alokasi Sumber Daya: Membantu manajer untuk memutuskan untuk bidang apa mereka harus mengalokasikan sumber daya.
- Panduan Tindakan: Memberi arahan dengan memfokuskan perhatian pada target-target tertentu dan mengarahkan upaya pegawai untuk memcapai sasaran penting.
- Dasar pengambilan keputusan: Memperjelas apa yang hendak dicapai perusahaan
- Standar kinerja: Berfungsi sebagai kriteria kinerja dan standar penilaian.
3. proses perencanaan perusahaan
 tujuan perusahaan
1. misi perusahaan
Misi: dasar keberadaan prusahaan. Pernnyataan Misi: Gambaran umum tujuan yang membedakan suatu perusahaan dari perusahaan lain yang sejenis.
2. tujuan dan rencana
Tujuan Strategis: pernyataan umum mengenai masa depan yang ingin dicapai perusahaan.
Rencana Strategis: Menentukan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan strategis
Tujuan Taktis: Hasil yang hendak dicapai oleh divisi-divisi dan departemen-departemen utama perusahaan.
Rencana Taktis: Dibuat untuk membantu melaksanakan rencana strategis utama dan mencapai bagian tertentu dari strategi perusahaan.
Tujuan Operasional: Hasil yang spesifik dan terukur yang diharapkan dari departemen, kelompok kerja, dan individu pegawai.
Rencana operasional: Rencana yang disusun di tingkat perusahaan yang lebih rendah untuk menentukan langkah-langkah dan tindakan untuk mencapai tujuan operasional dan untuk mendukung rencana taktis.
3. menyelaraskan tujuan melalui peta strategi
 perencanaan operasional
1. criteria tujuan perspektif
2. manajemen bersasaran
Manajemen Bersasaran : Sistem yang digunakan oleh manajer dan pegawai untuk menentukan tujuan bagi setiap departemen, proyek, maupun personel, serta menggunakan mereka untuk memonitor kinerja selanjutnya.
Manfaat dan potensi masalah:
3. rencana sekali pakai dan rencana tetap
Rencana Sekali Pakai: Rencana yang dibuat untuk mencapai sejumlah tujuan yang kemungkinan tidak berulang di masa depan. Rencana Tetap: Rencana berkelanjutan yang memberi panduan melakukan dan mengatasi tugas atau situasi yang terjadi secara berulang di perusahaan
 membuat perencanaan dalam lingkungan yang bergejolak
1. perencanaan kontingensi
Respon perusahaan ketika mengalami kondisi darurat, kemerosotan, maupun situasi tak terduga.
2. pembuatan scenario
Langkah-langkah untuk mengamati tren dan ketakmalaran (diskontinuitas) yang sedang terjadi, serta memvisualkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik di masa depan.
3. perencanaan krisis
respon saat terjadi masa krisis
Pencegahan:
 Membangun Hubungan
 Mendeteksi sinyal dari lingkungan.
Persiapan
 Membentuk tim manajemen krisi dan juru bicara perusahaan
 Membuat rencana manajemen krisis terperinci
 Membuat sistem komunikasi yang efektif
 membuat perencanaan untuk mencapai kinerja tinggi
1. pendekatan perencanaan tradisional
Dilakukan sepenuhnya oleh seorang eksekutif puncak dengan menggunakan jasa konsultan atau yang lebih umum lagi, melalui departemen perencanaan pusat, Sekelompok ahli perencanaan yang membuat rencana untuk perusahaan secara keseluruhan beserta divisi-divisi dan departemen-departemen utamanya, dan biasanya bertanggung jawab secara langsung kepada presiden atau CEO, pendekatan ini banyak dilakukan di tahun ’70-an.
2. pendekatan perencanaan kinerja tinggi
Perencanaan terdesentralisasi, Ahli perencanaan bekerja bersama para manajer divisi atau departemen utama untuk membuat tujuan dan rencana mereka sendiri.
3. Menetapkan Tujuan Abadi untuk Mencapai Kualitas Unggul Tujuan Abadi
Tujuan Abadi, Tujuan yang bersifat ambisius dan menarik serta menggugah perusahaan dan menginspirasi keunggulan.
BAB7 perumusan dan pelaksanaan strategi
 Berpikir strategis
Pemikiran strategis berarti menggunakan pespektif jangka panjang dan melihat gambaran besar dari perusahaan dan lingkungan kompetitif, serta memikirkan keselarasan antara keduanya. Pada organisasi bisnis, perencanaan strategis biasanya berkaitan dengan tindakan-tindakan kompetitif di pasar. Pada organisasi nonprofit, perencanaan bisnis berkaitan dengan peristiwa-peristiwa di lingkungan eksternal. Penelitian menunjukkan bahwa pmikiran dan perencanaan strategis berdampak positif terhadap kinerja dan keberhasilan finansial perusahaan. Para manajer yang mempunyai perencanaan strategis formal akan merasa puas, sebab perencanaan strategis merupakan prioritas utama manajemen.
 Apakah manajemen strategis itu?
 Tujuan strategi
Strategi yaitu rencana tindakan yang menerangkan tentang alokasi sumber daya serta berbagai aktivitas untuk menghadapi lingkungan, memperoleh keunggulan bersaing, dan mencapai tujuan perusahaan. Inti perumusan strategi adalah menentukan bagaimana perusahaan kita akan berbeda dengan perusahaan lain dengan befokus pada kompetensi dasar, mengembangkan sinergi, dan menciptakan nilai bagi pelanggan.
a. Memanfaatkan Kompetensi Dasar
Yaitu sesuatu yang dilakukan perusahaan dengan sangat baik dibandingkan pesaingnya.
b. Membangun Sinergi
Sinergi merupakan kondisi yang timbul ketika bagian-bagian perusahaan berinteraksi untuk menghasilkan dampak bersama yang lebih besar daripada jumlah semua bagian yang bertindak sendiri-sendiri. Sinergi juga dapat dibangun melalui hubungan baik antar perusahaan.
c. Memberikan Nilai
Memberikan nilai pada pelanggan merupakan inti dari strategi. Nilai dapat didefinisikan sebagai gabungan keuntungan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan.
 Tingkatan strategi
a. Strategi Tingkat-Usaha : berhubungan dengan cara kita bersaing. Tingkat ini berkaitan dengan lini produk perusahaan.
b. Strategi Tingkat-Fungsi : berhubungan dengan departemen-departemen fungsional utama di unit usaha.
 Proses manajemen strategis
 Perumusan versus pelaksanaan strategi
Perumusan strategi mencakup perencanaan dan pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan perusahaan, serta membuat rencana strategis spesifik. Proses ini berkebalikan dengan pelaksanaan strategi yaitu melibatkan penggunaan sarana manajerial dan organisasional untuk mengarahkan berbagai sumber daya agar dapat mencapai tujuan strategis.
 Analisis SWOT
Yaitu analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengenai peluang dan ancaman dapat diperoleh dari pelanggan, dokumen pemerintah, jurnal profesi, pemasok, kalangan perbankan, rekan di perusahaan lain, konsultan, atau pertemuan asosiasi.
 Kekuatan dan Kelemahan Internal
Kekuatan adalah karakteristik internal positif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan kinerja strateginya, sedangkan kelemahan adalah karakteristik internal yang dapat membatasi kinerja perusahaan.
 Kekuatan dan Ancaman Eksternal
Kekuatan adalah karakteristik lingkungan eksternal yang berpotensi membantu perusahaan mencapai tujuan strategisnya, sedangkan ancaman adalah karakteristik lingkungan eksternal yang menghambat perusahaan mencapai tujuan strategisnya.
 Merumuskan strategi tingkat perusahaan
 Strategi portofolio
Merupakan gabungan unit usaha dan lini produk perusahaan yang berpadu secara logis untuk memberikan sinergi dan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
 Matriks BCG
Merupakan konsep untuk mengevaluasi dimensi tingkat pertumbuhan usaha dan pangsa pasar dari unit-unit usaha strategis. Tingkat pertumbuhan usaha adalah sejauh mana peningkatan industri secara keseluruhan, sementara pangsa pasar menentukan apakah suatu unit usaha lebih banyak atau lebih sedikit menguasai pasar dibandingkan dengan pesaingnya.
 Strategi diversifikasi
Diversifikasi adalah strategi beralih ke lini usaha baru, tujuannya adalah memperluas usaha perusahaan dalam rangka menghasilkan berbagai barang dan jasa yang berharga.
a. Diversifikasi Terkait yaitu beralaih ke lini bisnis baru yang masih terkait dengan kegiatan usaha perusahaan.
b. Diversifikasi Terpisah yaitu membuka lini usaha baru yang benar-benar baru.
c. Intergrasi Vertikal yaitu membuka lini usaha baru yang memproduksi pasokan untuk produk atau mendistribusikan dan menjual produk tersebut.
 Merumuskan strategi tingkat usaha
 Lima kegiatan kompetitif porter
kekuatan-kekuatan ini membantu menentukan posisi perusahaan versus pesaingnya di dunia industri.
a. Potensi pesaing baru
b. Daya tawar pembeli
c. Daya tawar pemasok
d. Ancaman produk pengganti
e. Persaingan antarkompetitor
 Strategi kompetitif
Untuk mengetahui daya saingnya di setiap kekuatan, Porter menyarankan perusahaan manggunakan satu dari tiga tiga strategi :
a. Diferensiasi  strategi yang digunakan untuk membedakan produk atau jasa dari pesaing.
b. Kepemimpinan Biaya  untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas produksi baru secara agresif, memotong biaya, dan mengendalikan biaya dengan ketat agar lebih efisien dari pesaingnya.
c. Fokus  berkonsentrasi untuk pasar wilayah atau kelompok pembeli tertentu.
Para manajer harus memikirkan dengan saksama strategi mana yang akan memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaannya.
 Tren baru di bidang strategi
 Inovasi dari dalam
Inovasi Dari Dalam dengan kemampuan dinamis, yaitu mancapai lebih banyak peningkatan dan pengembangan dengan memanfaatkan aset, kemampuan, dan kompetensi yang sudah dimiliki perusahaan guna memperoleh keunggulan bersaing berkelanjutan.
 Kemitraan strategi
Inovasi dari dalam tidak berarti perusahaan bekerja sendiri, kerjasama dengan perusahaan lain bahkan pesaing juga penting agar perusahaan sukses memasuki bidang usaha baru.
 Strategi global
 Globalisasi
Menstandarisasi desain dan strategi pengiklanan produk di seluruh dunia.
 Strategi mutidomestik
Menyesuaikan desain produk dan strategi periklanan untuk memenuhi kebutuhan tertentu masing-masing negara.
 Strategi transnasional
Menggabungkan koordinasi global untuk mencapai efisiensi dengan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan tertentu banyak negara.
 Penerapan strategi
Langkah terakhir dalam proses manajemen strategi adalah penerapan strategi, yaitu bagaimana strategi diterapkan atau dilaksanakan.
1. Kepemimpinan : kemampuan mempengaruhi orang lain agar menunjukkan perilaku baru yang diperlukan dalam menerapkan strategi.
2. Rancangan Struktural : terkait dengan tanggung jawab manajer dan tingkat kewenangan mereka, konsolidasi dari berbagai fasilitas, departemen, dan divisi.
3. Sistem Informasi dan Kendali : mencakup sistem imbalan gaji, anggaran alokasi sumber daya, sistem teknologi informasi, serta peraturan, kebijakan, dan prosedur perusahaan.
4. Sumber Daya Manusia : SDM perusahaan adalah pegawainya, yang bertugas merekrut, menyeleksi, melatih, memindahkan, mempromosikan, dan memecat pegawai dalam upaya mencapai tujuan strategis.
BAB8 pengambilan keputusan dalam manajemen
o Jenis – jenis keputusan dan masalahnya
 Keputusan yang terprogram dan tidak terprogram
Keputusan terprogram adalah sebuah keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang sering kali mucul sehingga ketentuan-ketentuan dalam mengambil keputusan dapat dibuat dan diterapkan. Contohnya kapan kira-kira memesan stock inventori, atau dimana pesannya.
Keputusan tidak terprogram adalah keputusam yang diambil untuk menjawab situasi yang unik, sulit dikenali dan sangat tidak terstruktur, serta membawa konsekuensi penting bagi organisasi. Hal ini biasa terjadi saat situasi tidak sesuai dengan rencana strategis.
 Menghadapi kejelasan dan ketidakjelasan
Kejelasan: situasi dimana semua informasi yang dibutuhkan oleh pihak pengambil keputusan tersedia sepenuhnya.
Ketidak jelasan: situasi yang muncul ketika manajer mengetahui tujuan apa yang hendak dicapainya, tetapi informasi tentang alternatif dan peristiwa di masa yang akan datang tidaklah lengkap.
Ambiguitas: kondisi di mana tujuan yang akan dicapai dan permasalahan yang hendak dipecahkan tidaklah jelas, alternatif sangatlah sulit ditentukan dan informasi tentang hasil tidaklah tersedia.
Resiko: situasi di mana sebuah keputusan memiliki tujuan yang jelas dan informasi yang baik pun tersedia, tetapi hasil di masa yang akan datang yang berkaitan dengan tiap alternatif belumlah pasti.
“Semakin tinggi kejelasan semakin kecil resiko yang dihadapi perusahaan dan keputusan akan semakin mendekati keputusan terprogram. Semakin tinggi ketidak jelasan, semakin tinggi tingkat ambiguitas dan semakin besar pula kemungkinan diambilnya keputusan tidak terprogram untuk sebuah masalah.”
o Model pengambilan keputusan
 Model klasik
Model dalam pengambilan keputusan yang berdasarkan pada asumsi bahwa manajer harus membuat keputusan yang logis yang akan berada dalam kepentingan ekonomi perusahaan.
 Model administrative
Sebuah model dalam pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya membuat keputusan dalam situasi yang dicirikan dengan keputusan yang tidak terprogram, ketidak pastian, dan ambiguitas.
 Model yang ideal dan rasional
Model klasik biasanya didasarkan pada asumsi ekonomi rasional. Ada empat asumsi yang menggarisbawahi model ini:
1. Pengambilan keputuasan bekerja untuk mencapai tujuan yang sudah diketahui dan disepakati. Masalah-masalah harus dirumuskan dan ditentukan dengan tepat.
2. Pengambil keputusan bekerja keras dalam kondisi ketidakpastian, dengan mengumpulkan informasi yang lengkap. Semua alternatif dan hasil yang mungkin didapatkan harus diperhitungkan.
3. Kriteria untuk mengevaluasi pilihan alternatif harus diketahui. Pengambil keputusan memilih alternatif yang akan memaksimalkan laba bagi organisasi.
4. Pengambil keputusan adalah orang yang rasional dan menggunakan logika untuk menetapkan nilai-nilai, membuat pilihan, mengevaluasi alternatif, dan mengambil keputusan yang akan memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi.
Model ini seringkali disebut model normatif, Sebuah pendekatan yang menentukan bagaimana seorang pengambil keputuasn mengambil keputusan dan memberikan pedoman dalam meraih keluatan yang ideal bagi bagi organisasi.
Rasionalitas yang terbatas dan Pemuasan
Rasionalitas yang terbatas: Konsep bahwa manusia memiliki waktu dan kemampuan kognitif untuk memproses informasi dalam jumlah yang terbatas yang akan digunakannya dalam mengambil keputusan.
Pemuasan: Untuk memilih alternatif solusi pertama yang memuaskan kriteria minimum dalam mengambil keputusan yang baik, meskipun solusi yang lebih baik bisa jadi akan terpikirkan nanti.
Model administratif sering kali disebut dekriptif,sebuah pendekatan yang menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya melakukan pengambilan keputusan daripada bagaimana manajer harus membuat keputusan berdasarkan pada teoritis ideal.
Dalam pengambilan keputusan ada aspek lain dalam model administratif yaitu intuisi, pemahaman yang cepat terhadap situasi genting berasarkan pengalaman di masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar.
Karakteristiknya:
1. Permasalahan dan tujuan yang tidak jelas
2. Kondisi dengan ketidak pastian
3. Informasi yang terbatas akan alternatif dan keluarannya
4. Pilihan pemuasan untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan intuisi
 Model politik
Koalisi: Aliansi tidak resmi di antara manajer-manajer yang mendukung sebuah tujuan tertentu.
Karakteristiknya:
1. Tujuan yang banyak dan bertentangan
2. Kondisi dengan ketidak pastian/ambiguitas
3. Sudut pandang yang tidak konsisten, informasi ambigu
4. Tawar menawar dan diskusi di antara anggota-anggota koalisi.
o Langkah – langkah pengambilan keputusan
 Pengenalan syarat – syarat sebuah keputusan
Bentuknya masalah/ peluang. Masalah: situasi dimana pencapaian organisasi gagal memenuhi tujuan yang sudah dibuat. Peluang: Situasi di mana manajer melihat pencapaian organisasi potensial yang melebihi tujuan yang telah dibuat.
 Diagnosis dan analisis sebab – akibat
Diagnosis: sebuah langkah dalam proses pengambilan keputusan dimana manajer menganalisi faktor-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi yang ada.Kepneer dan tregoe menyarankan membuat 5W1H dari situasi yang terjadi.
 Pemilihan alternative yang dikehendaki
Bergantung pada kepribadian dan kerelaan manajer. Risk propensity, kerelaan untuk menjalankan resiko dengan peluang untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.
 Penerapan alternative terpilih
Penerapan: langkah dalam proses pengambilan keputusan dimana kemampuan manajerial, administratif, dan persuasif yang dimiliki seorang manajer akan digunakan untuk menerjemahkan alternatif terpilih menjadi sebuah tindakan
 Evaluasi dan umpan balik
o Kerangka kerja keputusan pribadi
o Mengapa manajer mengambil keputusan yang salah?
o 1.Terpengaruh oleh kesan pertama
o 2. Membenarkan keputusan-keputusan yang lalu
o 3. Melihat apa yang ingin dilihat
o 4. mempertahankan status quo
o 5. terpengaruh oleh kerangka masalah
o 6. Terlalu percaya diri.
o Pengambilan keputusan kelomppok yang inovatif
 Mulailah dengan curah gagasan
 Terlibat dalam perdebatan yang sengit
 Hindari groupthink
 Tahu kapan harus gagal
Situasi
a. Terprogram/tidak terprogram
b. Klasik, administratif, politik
c. Langkah-langkah pengambilan keputusan
Gaya pribadi dalam pengambilan keputusan
a. Directive
b. Analisis
c. Konseptual
d. Perilaku
Pilihan keputusan
- Solusi terbaik untuk problem solving
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
Disusun oleh : Agus Rusdiyanto
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
2011
Untuk menggunakan emoticon ini, COPAS kode ke kotak komentar.
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i:
:j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r:
:s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z: :ab:

0komentar:

Posting Komentar

Harus Komentar!!